Anak Sulung Harapan Semua Pihak
Menjadi seorang anak sulung memang bukan hal yang mudah. Anak sulung sering menjadi tempat menaruh harapan dan keinginan orang tuanya. Banyak anggapan di masyarakat bahwa anak sulung harus kuat, tahan banting, harus sukses, harus menjadi contoh dan bahkan anak sulung harus selalu mengalah pada saudara-saudaranya karena dianggap paling dewasa, terlebih lagi terkadang si sulung harus ikut bertanggung jawab atas kesalahan adek-adeknya meskipun bukan kesalahannya. Si sulung terkadang seperti robot perisai di istananya.
“Saya rasa anak sulung memang sudah diprogram untuk memiliki kepatuhan diatas rata-rata, sehingga mereka jarang mengungkapkan tuntutan atau keinginan mereka sendiri. Anak sulung sepertinya diciptakan sebagai individu yang selalu mengutamakan kepentingan keluarga diatas kepentingan pribadinya”- Kurniawan Komunikasi Pribadi, 19 Mei 2013
Anak sulung juga dikenal sebagai “experimental child” dikarenakan orang tua masih belum mempunyai sebuah pengalaman dalam merawat dan mendidik sebelumnya. Posisi anak sulung menurut Feist (2010) itu unik, ia sempat merasakan beberapa saat menjadi anak tunggal. Tahta anak tunggalnya akan lengser ketika hadirnya sosok adik, disinilah perubahan sikap dan perannya akan mulai berubah karena perhatian orang tuanya akan jauh lebih terfokus ke adiknya.
Sikap orang tua terhadap keduanya akan menentukan karakter yang mereka bangun kedepannya. Difase ini orang tua mulai menuntut lebih terhadap si sulung, seperti harus selalu membagi benda atau makanan yang ia miliki. Tindakan hal tersebut tidak salah, namun orang tua akan lebih tepat mengenalkan hal tersebut tidak hanya kepada si sulung saja. Hal tersebut akan menimbulkan kesalah pahaman diataran kedua saudara. Menurut Vitamind (2002) pada suatu tahap perkembangan, karakteristik yang khas berdasarkan urutan lahir seperti tempramen, kebiasaan, sifat, kebutuhan, selera, minat dan keinginan menjadi kepribadian yang akan relatif menetap dan tidak berubah dan akan menjadi ciri khas seseorang. Hal tersebut disebabkan pembelajaran dan perlakuan yang diterima anak dan menjadi pengalaman psikologis dalam kehidupannya dari orang terdekat seperti keluarga.
Baca juga : Anak Sulung dan Segudang Ekspektasi Keluarga
Ciri Khusus Anak Sulung
- Berorientasi dewasa serta lebih matang karena sering berhubungan dengan orang dewasa dan harus mengayomi adik-adiknya
- Berjiwa pemimpin, bertanggung jawab dan penolong. Bentuk akibat perannya memikul tanggung jawab dirumah terutama terhada adik-adiknya
- Memiliki sifat dominasi dan berkuasa
- Menuruti kehendak orang tua serta kelompok-kelompok. Rasa cemas si sulung mulai timbul dari harapan-haran terhadap dirinya yang terus datang.
- kompeten, intelektualitas tinggi, kooperatif dan detail dalam melakukan sesuatu.
- Memiliki pengendalian diri dibandingkan dengan adik-adiknya
- Memiliki keinginanan yang kuat untuk maju dan pandangan terhadap masa depan terkait prosesnya, karena memiliki target yang tinggi
- seseorang yang introvert dan orientasi ke masa lalu.
Harapan Orang tua
Dalam Kamus Besar Harapan Bahasa Indonesia “harapan” memiliki arti suatu yang dapat diharapkan, orang yang diharapkan dan dipercaya. Sedangkan harapan orang tua menurut Poerwadarminta (1996) adalah keinginan, kehendak orang tua terhadap anak untuk mendapatkan sesuatu yang maksimal. Dari sebuah harapan yang diberikan terhadap si sulung, mereka akan memulai berusaha dan bertindak untuk mencapai suatu hal yang sesuai harapan orang tua mereka. Harapan orang tua terbagi menjadi dua macam berdasrkan pernyataan Gunarsa (1995) :
a. Harapan dalam arti Spritual : Sesuatu yang orang tua berikan sebaiknya selalu diingat dan dilakukan oleh anak dalam pergaulan hidup sehari-harinya
b. Harapan untuk penyalur energi dalam setiap kegiatan : orang tua menharapkan anaknya mengerjakan apa saja yang dipandang baik oleh orang tua seperti, sukses belajar, berhasil dalam pekerjaan dan terpenuhi kehidupan sehari-hari keluarga.
Timbulnya Rasa Cemas
Sebagian besar anak sulung atau pertama merupakan korban tutuntutan, harapan, dan ambisi orang tua. Tidak hanya harapan namun banyak tanggung jawab yang lebih diberikan kepada si sulung seperti, kehidupan, keselamatan dan kebahagiaan saudara-saudaranya. Banyaknya harapan yang dititipkan kepada anak sulung, baik oleh orang tua, ataupun saudara mendatangkan tekanan terhadap mereka jika mereka tidak dapat memenuhi harapan tersebut akan timbul rasa bersalah yang tinggi, timbul rasa cemas dan kesulitan mengatasi situasi yang tidak menyenangkan. Harapan orang tua dapat mempengaruhi kepribadian dari anak termasuk si sulung.
Anak sulung cenderung kurang ekspresif dalam memperlihatkan emosinya, cenderung tenang serta mengontrol diri karena dituntut bersikap rasional. Dampak negatif dari tuntutan dan harapan orang tua adalah akan menimbulkan sikap temperamental jika tuntutan tersebut tidak sejalan dengan keinginan si sulung dan ia akan merasa hal tersebut adalah beban. Anak sulung mungkin akan tetap melakukannya dan berusaha sebaik mungkin mencobanya namun saat ia mulai mendapat kritik akibat kesalahan yang diperbuat akan timbul rasa sedih yang luar biasa yang dapat menimbulkan pembrontakan jika terus menerus. Si Sulung juga akan merasa tidak percaya pada kemampuannya lalu akan mengalami kecemasan karena tidak mampu mengelola ancaman tersebut. Konfilk antara anak sulung dan orang tua biasanya dimulai saat usia remaja.
Menurut Adler(1957) anak sulung kemungkinan besar memiliki perasaan berkuasa dan superioritas yang kuat, kecemasan yang tinggi, serta kecenderungan memiliki sifat overprotektif. Dari pernyaan tersebut dapat kita pahami anak sulung rentan untuk mengalami kecemasan.
Kecemasan yang akan dialami anak sulung terdapat empat karakteristik, yaitu:
- Manifestasi kognitif : sulit berkosentrasi, insomia, dan sulit mengambil keputusan
- Manifestasi motorik : melakukan gerakan-gerakan tidak beraturan dan tidak terarah tanpa disadari
- Manifestasi somatik : gangguan fisik
- Manifestasi afeksi : timbul ketidak nyamanan, rasa terancam dan cemas berkepanjangan.
Kecemasan yang secara terus-menerus berlangsung dalam hidup seseorang dapat mempengaruhi kesehatan baik secara fisik atau psikologis. Terkadang juga si sulung akan bersikap maladaptif yang akan menyebabkan kecemasan neorotik. Mekanisme petahanan in haya bertahan sementara dan akan menimbulkan kecemasan yang berkepanjangan.
Tidak perlu selalu memenuhi tuntutan orang tua
Untuk kamu si sulung, kamu boleh saja tidak selalu mengikuti keinginan orang tua.Tidak selalu mengikuti keinginan orang tua bukan berati durhaka atau bermaksud dengan sengaja mengecewakan mereka. Kamu tentu tetap haru mematuhi dan melakukan keinginan orang tuan namun, kamu bisa memilah mana yang mampu kamu lakukan dan tidak mengarah kearah yang salah. Jangan terus menyimpan perasaanmu sendiri, hal itu hanya akan menjadi bom waktu bagi dirimu.
Komunikasikan secara baik dengan orang tua tentang pemikiran kamu, tentang pendapat kamu mengenai keinginan, harapan, tuntutan orang tua kamu terhadap diri kamu. Bahwa kamu adalah manusia biasa, sama dengan lainnya yang juga punya keterbatasan dalam melakukan sesuatu. Jika impian kamu atau keinginan kamu tidak sejalan dengan orang tua kamu, cobalah utarakan dengan bahasa yang akan membuat mereka mengerti dan memberi kesempatan kepada diri kamu untuk memilih pilihanmu sendiri. Ambil kesempatan itu sebaik mungkin dan buktikanlah kepada orang tua kamu bahwa kamu mampu berhasil dengan pilihan kamu sendiri.
Sejatinya orang tua sering menaruh harapan dan tututan lebih kepada kamu yang merupakan anak sulung karena mereka tidak ingin kamu berada di posisi yang menyulitkanmu saat mereka tidak lagi mampu melindungimu atau mereka tidak mau hal buruk yang dulu mereka pernah alami akan kamu alami juga. Kamu sebagai sulung dituntut untuk mampu berikap yang mampu menjadi panutan bagi adik-adikmu agar dirimu dapat mereka hormati karena suatu saat kamu yang tertua akan menjadi sosok orang tua bagi adik-adikmu.
Komunikasi antara orang tua dan anak sulung adalah menjadi kunci agar kecemasan terhadap anak sulung dapat tercegah. Saling menghagai harapan masing-masing dengan porsi kemampuan masing-masing. Jika kamu tidak mampu mengutarakan perasanmu secara langsung ke orang tua dan terlebih akan merasa cemas, kamu dapat melakukan terlebih dahulu dengan konseling agar kamu mampu meredam kecemasan kamu dan mereka akan mengarahkan kamu cara yang baik untuk berkomunikasi.
Layanan Konseling:
Tes Online
#MentalHealthRangerSatuPersen
Refrensi
Adler, A. 1957. Understanding Human Nature. New York : Greenburg Publisher, Inc.
Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. 1995. Psikologi Praktis: Anak Remaja, dan Keluarga. Jakarta PT. BPK. Gunung Mulia.
Feist, J. dan Feist, G. J. 2010. Teori Kepribadian (de-7). Jakarta: Penerbit Selemba Humaika (Kartya asli terbit 2008).
Poerwadarminta, W. S. 1996. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Vitamind. 2002. Misteri Perilaku Anak Sulung, Tengah, Tunggal dan Bungsu. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.